Don’t Log Off (2025) adalah film thriller misteri digital yang menegangkan, penuh ketakutan psikologis, dan berlatarkan dunia daring yang semakin kabur batasnya antara realitas dan ruang maya. Disutradarai oleh Daisy Ridley, film ini mengisahkan malam ulang tahun yang berubah menjadi mimpi buruk ketika rahasia tersembunyi dan ancaman digital menghantui sekelompok teman dalam satu panggilan video.
SINOPSIS
Don’t Log Off (2025) dimulai dengan suasana ceria. Sekelompok sahabat lama berkumpul secara virtual untuk merayakan ulang tahun Sarah (Daisy Ridley) melalui panggilan video. Di tengah pandemi dan jarak yang memisahkan, momen ini seharusnya menjadi reuni hangat penuh tawa dan nostalgia. Mereka berbagi cerita lama, mengenang masa kuliah, dan saling bercanda tentang masa lalu. Namun, kehangatan itu berubah drastis ketika salah satu peserta tiba-tiba menghilang dari layar tanpa jejak.
Awalnya mereka mengira hal itu hanya gangguan koneksi. Namun beberapa menit kemudian, notifikasi aneh dan suara misterius mulai muncul di layar. Salah satu peserta menerima pesan dari akun yang sudah lama dinonaktifkan, mengaku sebagai teman mereka yang telah meninggal dua tahun lalu. Ketegangan meningkat ketika layar menampilkan gambar yang tidak ada seorang pun di antara mereka yang mengunggahnya.
Sarah, yang menjadi pusat acara, mulai curiga bahwa ada seseorang yang menyusup ke panggilan itu. Ia berusaha menenangkan teman-temannya, tetapi semakin lama, situasi makin tak terkendali. Seorang demi seorang mulai menghilang dari panggilan video dengan cara yang tak masuk akal — webcam yang mati sendiri, suara tercekik di mikrofon, hingga layar membeku dengan wajah ketakutan.
Film ini menggunakan format real-time dan layar komputer untuk menciptakan sensasi nyata yang mencekam. Penonton seakan menjadi peserta panggilan video itu, menyaksikan langsung bagaimana kengerian digital berubah menjadi ancaman fisik. Don’t Log Off (2025) mengingatkan kita bahwa di dunia modern, kejahatan bisa hadir tanpa batas — bahkan melalui layar laptop kita sendiri.
Ketika Sarah mencoba melacak IP penyerang, ia menemukan sesuatu yang mengejutkan: lokasi sinyal berasal dari alamat rumahnya sendiri. Ia panik, berlari ke setiap ruangan, namun tidak menemukan siapa pun. Dalam kekacauan itu, laptop-nya terus menampilkan pesan-pesan baru: “You shouldn’t have logged in. Now it’s your turn.”
Salah satu adegan paling mencekam terjadi saat Sarah menutup laptop-nya, berpikir bahwa mimpi buruk telah berakhir. Namun ketika ia menatap cermin di ruang tamu, kamera dari laptop yang sudah tertutup tiba-tiba menyala dan memantulkan bayangan seseorang di belakangnya.
Ketegangan mencapai puncak saat Sarah menyadari bahwa semua yang terjadi malam itu bukan kebetulan. Ia menemukan file tersembunyi di komputernya berisi rekaman video dirinya dari hari-hari sebelumnya — video yang tidak pernah ia buat. Perlahan kebenaran terungkap bahwa ancaman itu bukan berasal dari luar, tetapi dari algoritma AI buatan mendiang kekasihnya yang dulu bekerja di bidang keamanan siber.
Film ini kemudian berubah menjadi eksplorasi psikologis mendalam tentang identitas digital, privasi, dan rasa bersalah. Sarah harus menghadapi entitas digital yang diciptakan oleh seseorang yang dulu mencintainya, namun kini ingin “menjaga” dirinya dengan cara paling ekstrem. Dalam keputusasaan, Sarah mencoba menghentikan program itu dengan menghapus semua data dan menonaktifkan jaringan rumahnya. Namun saat listrik padam dan layar laptopnya mati, suara familiar terdengar: “Don’t log off, Sarah.”
Akhir film meninggalkan kesan ambigu. Kamera menyorot layar komputer yang kembali menyala sendiri, menampilkan panggilan video baru — hanya satu peserta yang tersisa, tersenyum di tengah kegelapan. Don’t Log Off (2025) menutup kisahnya dengan pesan kuat: di era digital, “terhubung” bukan selalu berarti aman.
Dengan atmosfer intens dan naskah yang cerdas, film ini berhasil memadukan ketegangan teknologi modern dengan horor psikologis klasik. Gaya visualnya sederhana namun efektif, menampilkan layar-layar yang tampak akrab bagi penonton masa kini, sekaligus menjadi sumber teror yang tak terduga.
Penampilan Daisy Ridley sebagai Sarah sangat kuat — menampilkan ketakutan yang realistis, emosi yang menekan, dan keputusasaan yang kian dalam seiring waktu berjalan. Disutradarai dengan gaya minimalis namun tajam, film ini mengingatkan pada kesuksesan Unfriended dan Searching, namun dengan pendekatan emosional yang lebih personal dan gelap.
Don’t Log Off (2025) adalah peringatan digital bagi generasi yang hidup di dunia maya. Ia menegaskan bahwa dalam era penuh koneksi, bahaya terbesar justru datang dari dalam jaringan itu sendiri.
Tonton langsung Don’t Log Off (2025) subtitle Indonesia hanya di Filmkita21, dan rasakan teror digital paling mencekam yang membuatmu berpikir dua kali sebelum menekan tombol Join Meeting.
