Hedda (2025) merupakan reinterpretasi modern yang penuh gairah dari drama klasik Hedda Gabler karya Henrik Ibsen, disutradarai dan ditulis oleh Nia DaCosta. Dibintangi oleh Tessa Thompson sebagai Hedda, film ini menggambarkan konflik batin seorang wanita yang terjepit antara ambisi, kebosanan, dan keinginan untuk bebas dalam kerangka masyarakat konservatif tahun 1950-an.
SINOPSIS
Hedda (2025) mengisahkan Hedda, wanita anggun dan cerdas yang baru saja menikah dengan George Tesman, seorang akademisi sederhana yang tengah berjuang demi memperoleh jabatan profesor. Meski terlahir dalam keluarga bangsawan, Hedda merasa dirinya terkungkung dalam kemewahan dan harapan yang dijalankan tanpa hasrat. Hatinya gelisah, pikirannya penuh kerinduan akan sesuatu yang lebih dari kehidupan yang telah dipilihnya.
Saat Hedda dan George mengundang sahabat lama Eileen Lovborg — sarjana berbakat sekaligus mantan kekasih Hedda — ke pesta yang diadakan di rumah besar mereka, suasana berubah menjadi medan manipulasi sosial, keinginan tersembunyi, dan perang batin antara hasrat untuk kekuasaan dan keputusasaan untuk diakui. Eileen hadir dengan aura pemberontakan yang menantang semuanya, termasuk Hedda sendiri.
Hedda mulai memainkan taktiknya: ia memberi Eileen kesempatan lalu menariknya ke dalam pusaran kebingungan, memanfaatkan kelemahan George, dan menekan norma yang selama ini menahannya. Ia merasa hina jika hanya dianggap sosok pendamping—ia ingin menulis sejarahnya sendiri. Namun muramnya pilihan mulai muncul: antara membebaskan diri atau menghancurkan orang di sekitarnya.
Ketegangan mencapai puncaknya ketika pesta itu berubah menjadi arena dendam lama yang tak selesai. George semakin jauh, masa lalu Eileen semakin dekat, dan Hedda semakin terpojok. Ia menyadari bahwa ia tidak hanya melawan orang lain — ia melawan dirinya sendiri. Dalam kegelapan malam yang dingin, Hedda berdiri di ambang jurang: memilih menyerah atau memutus rantai pengaruh yang mengekangnya.
Adegan penutup mengguncang: Hedda menatap ke danau gelap di malam hari, pistol di tangan—simbol kekuasaan sekaligus penyesalan. Suara malam berdengung, lalu langkahnya menghilang dalam kabut. Akhirnya ia melepaskan pelatuk — bukan hanya untuk membebaskan diri, tetapi untuk mengakhiri peran yang telah membungkamnya. Cahaya redup di tepi danau menjadi saksi perubahan dramatis ini.
Hedda (2025) hadir sebagai drama intens, visual elegan, dan eksplorasi psikologis yang memukau, mencampurkan elemen romantis, intrik sosial, dan kegelisahan identitas. Film ini bukan hanya kisah pengkhianatan dan kehormatan, tetapi juga refleksi tentang kebebasan yang diperebutkan dalam batas-batas harapan masyarakat.
Tonton langsung Hedda (2025) subtitle Indonesia cuma di Filmkita21 dan saksikan bagaimana satu malam di sebuah rumah mewah bisa mengungkap keruntuhan sebuah jiwa.












