Mercy Killing (2024) adalah film drama sosial yang menggugah, mengangkat tema keadilan dan martabat hidup melalui kisah sebuah keluarga nelayan di pesisir yang terjebak dalam konflik lama dan kekuasaan.
SINOPSIS FILM: Mercy Killing (2024)
Mercy Killing (2024) berlatarkan desa nelayan di pesisir Kakinada, India, di mana keluarga sederhana hidup di bawah bayang-bayang kemiskinan, harapan yang terbatas, dan tuntutan keadilan yang tertunda. Utama dalam cerita adalah Ravi, pemuda nelayan yang tinggal bersama ibu dan adik perempuannya, Swechha. Mereka bergantung hidup pada tangkapan ikan harian dan mimpi bahwa suatu hari nasib mereka akan berubah.
Ketika salah satu insiden tragis menimpa adik Swechha—sebuah kecelakaan yang di sekitar desa dianggap sebagai “musibah biasa”—keluarga Ravi mulai mempertanyakan sistem: kenapa pihak berwenang tak segera menanggapi, kenapa keadilan terasa jauh, kenapa nyawa mereka dianggap kurang penting? Dengan dukungan guru lokal dan aktivis desa, Ravi mulai menuntut agar klaim “keluarga nelayan kecil” bukan sekadar catatan kecil—melainkan sebuah suara yang layak didengar.
Ketegangan semakin naik saat perusahaan besar berbasis di kota coastal memutuskan untuk ekspansi di wilayah mereka—menjanjikan pekerjaan, tapi pada kenyataannya membawa konflik lingkungan, penggusuran lahan, dan janji kosong. Ravi dan komunitasnya menemukan bahwa kemiskinan bukan hanya soal uang, tapi soal hak atas hidup yang bermartabat. Mereka berhadapan dengan kekuasaan yang diam-membisu, dengan politik lokal yang melingkupi tiap tangkapan ikan, tiap persetujuan lahan, tiap janji yang diucapkan di atas podium.
Puncak film terjadi ketika keluarga Ravi bersama Swechha mengambil langkah berani: mereka mengajukan gugatan, menggelar protes di atas perahu, dan merekam sendiri dampak ekspansi ke komunitas mereka untuk menarik perhatian media nasional. Adegan klimaks memperlihatkan malam gelap di dermaga, sorot lampu kapal, laut tenang namun bergolak di dalam, dimana Ravi berdiri di depan publik, menyampaikan bahwa nyawa mereka dan komunitasnya punya harga—bukan untuk dinegosiasikan.
Mercy Killing (2024) bukan sekadar film tentang korban yang menunggu keadilan, tetapi mengenai martabat, keberanian dan suara yang muncul dari pinggiran. Visualnya menggambarkan laut yang sunyi saat senja, dermaga kayu yang berderit, dan wajah-lelaki yang lelah namun tak menyerah. Film ini cocok untuk penonton yang ingin kisah nyata dengan nuansa sosial kuat, yang mengajak untuk memikirkan kembali apa artinya “kehidupan layak”.
