Une femme est une femme (1961) adalah film klasik karya Jean-Luc Godard yang memadukan elemen komedi romantis dan eksperimen sinematik khas Nouvelle Vague. Dengan gaya visual penuh warna dan narasi yang ringan namun tajam, film ini menelusuri keinginan, kebebasan, dan kontradiksi dalam hubungan modern melalui kisah seorang wanita yang ingin menjadi ibu — sementara dunia di sekitarnya menolak untuk memahaminya.
SINOPSIS
Une femme est une femme (1961) mengisahkan Angela (Anna Karina), seorang penari kabaret di Paris yang impulsif, penuh semangat, dan selalu hidup dengan caranya sendiri. Angela sangat ingin menjadi seorang ibu, namun pacarnya, Émile (Jean-Claude Brialy), enggan memiliki anak. Ia merasa kehidupan mereka terlalu bebas dan tidak cocok untuk tanggung jawab besar seperti itu. Perbedaan keinginan ini menjadi titik awal konflik emosional yang lucu, menyakitkan, dan sangat manusiawi.
Angela, dalam keputusasaan sekaligus kebebasannya, menantang Émile dengan berkata, “Kalau kau tidak mau memberiku anak, mungkin temanmu Alfred akan melakukannya.” Ucapan itu awalnya terdengar seperti gurauan, tapi ketika Alfred (Jean-Paul Belmondo) — sahabat Émile — benar-benar menunjukkan ketertarikannya, situasi menjadi rumit. Persahabatan dan cinta berubah menjadi permainan ego, keinginan, dan kejujuran yang saling tumpang tindih.
Dengan gaya khas Godard, film ini tidak sekadar menceritakan kisah cinta segitiga biasa. Ia menggunakan potongan dialog cepat, tatapan langsung ke kamera, dan iringan musik komikal karya Michel Legrand untuk menciptakan pengalaman menonton yang segar dan tidak konvensional. Angela sering berbicara langsung kepada penonton, seolah mengundang mereka untuk memahami kegelisahan perempuan yang terjebak antara cinta dan impian menjadi ibu.
Latar Paris yang penuh warna menambah daya tarik visual — dari panggung kabaret yang gemerlap hingga apartemen mungil tempat perdebatan kecil berubah menjadi pertarungan emosi. Godard menghadirkan perpaduan antara realitas dan fantasi dengan penuh humor dan kritik sosial, menunjukkan bahwa kehidupan sehari-hari bisa menjadi panggung teater absurd tentang cinta, kesetiaan, dan identitas.
Puncak emosional film terjadi ketika Angela akhirnya menyadari bahwa kebahagiaan sejati bukan hanya soal memiliki anak, melainkan tentang diterima apa adanya oleh orang yang dicintai. Dalam adegan ikonik, Émile menatap Angela dengan frustrasi namun penuh cinta dan berkata, “Tu es infâme.” Angela tersenyum lembut dan menjawab, “Non, je suis une femme.” Kalimat itu menutup film dengan permainan kata sederhana tapi sarat makna — sebuah deklarasi tentang kekuatan perempuan untuk menentukan arah hidupnya sendiri.
Une femme est une femme (1961) adalah perayaan cinta, kebebasan, dan kebingungan manusia dalam bentuk paling indah dan jujur. Film ini memadukan humor ringan dengan kedalaman emosional, menjadikannya karya penting dalam sejarah sinema Prancis. Dengan penampilan memukau Anna Karina yang menawan dan penuh karisma, film ini tetap relevan hingga kini sebagai simbol keberanian perempuan yang menolak tunduk pada batasan sosial.
Tonton langsung Une femme est une femme (1961) subtitle Indonesia cuma di Filmkita21 dan nikmati pesona klasik Jean-Luc Godard yang memadukan romansa, humor, dan filosofi kehidupan dalam satu paket sinema berwarna yang tak lekang oleh waktu.
