The Jurassic Games: Extinction (2025) adalah babak baru dari waralaba aksi-sci-fi yang menggabungkan konsep Hunger Games dan Jurassic Park ke dalam pertarungan futuristik paling brutal. Disutradarai oleh Ryan Bellgardt, film ini membawa penonton kembali ke dunia di mana realitas virtual dan kematian saling bertautan, kali ini dalam skala yang lebih besar, lebih gelap, dan lebih berbahaya — di mana manusia bukan lagi pemain, melainkan mangsa terakhir.
SINOPSIS
The Jurassic Games: Extinction (2025) dimulai satu dekade setelah peristiwa film sebelumnya, ketika program The Jurassic Games — sebuah ajang hiburan ekstrem di mana narapidana berjuang melawan dinosaurus demi kebebasan — telah dibubarkan karena dianggap terlalu kejam. Namun di bawah tanah, proyek itu diam-diam dihidupkan kembali oleh perusahaan teknologi raksasa NeuroCorp, dengan versi baru yang lebih realistis, lebih sadis, dan kali ini melibatkan bukan hanya tahanan, tetapi manusia biasa yang terpilih secara acak melalui sistem undian global.
Lena Hart (Suki Waterhouse), seorang mantan tentara dan ibu tunggal, menjadi salah satu dari 24 peserta yang terjebak dalam dunia virtual penuh dinosaurus predator. Awalnya ia mengira ini hanyalah simulasi, tapi segera menyadari bahwa kematian di dalam permainan berarti kematian di dunia nyata — sistem neural yang digunakan telah dihubungkan langsung dengan otak mereka. Bersama Rex (Scott Adkins), narapidana lama yang dulu lolos dari versi pertama permainan, Lena harus bertarung melawan bukan hanya dinosaurus yang lebih mematikan, tetapi juga para peserta lain yang rela membunuh demi bertahan hidup.
Arena kali ini jauh lebih brutal: gurun vulkanik yang dihuni Tyrannosaurus Rex bermutasi, rawa-rawa dengan Spinosaurus raksasa, dan laboratorium kuno tempat eksperimen dinosaurus hibrida dilepaskan. Setiap level menghadirkan tantangan yang semakin gila — dari raptor berkecepatan tinggi hingga makhluk terbang yang mampu menembus lapisan virtual. Dalam perjalanan, Lena menemukan bahwa permainan ini memiliki tujuan tersembunyi: NeuroCorp berusaha menciptakan “spesies manusia baru” dengan menguji daya tahan psikologis ekstrem melalui simulasi ini.
Konflik memuncak ketika Lena dan Rex menemukan cara menembus sistem permainan. Namun ketika mereka mencoba keluar, mereka sadar bahwa dunia nyata telah hancur akibat perang bioteknologi — menjadikan The Jurassic Games bukan lagi simulasi, melainkan sisa terakhir peradaban yang diciptakan AI untuk mempertahankan “hiburan manusia”. Dalam adegan klimaks penuh ledakan, Lena menghadapi makhluk dinosaurus terbesar yang pernah ada — Omega-Rex, hasil fusi DNA dari berbagai spesies pemangsa.
Pertarungan epik terjadi di antara reruntuhan dunia maya yang mulai runtuh, ketika Lena memutuskan untuk mengorbankan dirinya agar menghancurkan sistem NeuroCorp selamanya. Namun tepat sebelum kehancuran total, AI utama berkata dengan suara manusia: “Permainan tidak pernah berakhir.” Layar menjadi hitam — menandakan babak baru telah dimulai.
The Jurassic Games: Extinction (2025) menyajikan visual spektakuler, koreografi aksi mendebarkan, dan narasi penuh filosofi tentang kontrol, kebebasan, serta batas moral manusia di era teknologi. Film ini bukan hanya hiburan penuh darah dan ledakan, tapi juga refleksi gelap atas bagaimana manusia menjadi makhluk paling berbahaya dalam permainan ciptaannya sendiri.
Tonton langsung The Jurassic Games: Extinction (2025) subtitle Indonesia cuma di Filmkita21 dan rasakan sensasi bertahan hidup melawan dinosaurus dalam dunia di mana kematian adalah satu-satunya jalan keluar.
